FPPD - Forum Pengembangan Pembaharuan Desa
Informasi :
Pengalaman Merintis BUMDesa Mardi Gemi Gari
2023-01-26 20:23:22 - by : admin
Kaitannya dengan pertanyaan suka duka. Sebenarnya lebih banyak sukanya daripada dukanya. Silahkan tanyakan ke simbah, beliau penunggu disini, dari awal setiap hari jualan. Ini lebih ke tantangan. Secara basic disini bukan pedagang murni, ada yang baru belajar berdagang dan ada yang memang sudah jualan, tapi lebih banyak pedagang dadakan. Ketika bangunan pasar ada kita baru cari pedagang. Alhamdulillah banyak yang antusias berjualan, tetapi yang istiqomah hanya beberapa. Untuk bertahan memang sulit apalagi masih awal berdagang. Sebagai pengelola, kita tidak bisa memberikan modal, disini tidak ada hutang adanya hutan jati. Setiap desa tantangannya berbeda-beda, kalau di Kalimantan mungkin perlu akses alam dan butuh operasional yang tinggi, sementara disini akses jalan dekat, sehingga cara penanganannya juga berbeda. Di kami dari aspek permodalan belum ada, kami dapat alokasi Rp. 20 juta untuk mengembangkan pasar, habis untuk beli meja, penerangan, dan speaker. 

Kemudian ada pembagian tugas, mas Naryanto yang kondisikan pedagang dan saya yang jejaring, karena saya aktif di komunitas. Mas Naryanto sangat luar biasa memberikan pengertian kepada pedagang. Targetnya, bagaimana Argowijil dimiliki oleh semua orang, baik untuk kegiatan dan kumpul-kumpul. Setiap hari Sabtu ada kegiatan sanggar-sanggar, selama sebulan sudah ada kegiatan kerjasama dengan komunitas, ada musik dan budaya. Ketika pasar menjadi milik semua orang, tentu akan bangga, termasuk kaitannya dengan keterbukaan pengelolaan BUM Desa, sehingga jika ada yang bertanya “sebenarnya uangnya untuk apa saja?” Bisa dijawab oleh mas Wayan sebagai bendahara, saya direktur hanya melaporkan. Karena berkaitan dengan keuangan sangat rawan sekali, nominal tidak banyak dan jika ada ketidakberesan akan memicu kerenggangan hubungan dan memicu ketidakpercayaan.  Sekecil apa pun saya laporkan. 

Mas Dodi (sudah pernah ketemu), kami akan ada perpisahan, beliau berputar hidup memilih menjadi perangkat. Padahal di BUM Desa sudah dijamin. Ada mas Hermanu, kepala Deganet, tower kita kecil tapi hasilnya lumayan. 

Berbicara masalah penghasilan tidak besar. Tadi sudah Dijelaskan berapa besar yang masuk pasar. Setelah satu tahun ternyata bisa masuk sekitar Rp. 2 Milyar. Karena perputaran kebutuhan pokok di desa bisa mencapai 30-40 M. Untuk PADesnya sekitar Rp. 50 juta. Prosentase sudah ada di AD/ART sebagai acuan. Berkaitan di lapangan tidak harus sesuai dengan itu karena penghasilan kita tidak mesti mencapai target. Bagaimana usaha ini bisa jalan dulu, masalah penghasilan sambal jalan. Kalau usaha belum berjalan sementara kita sudah berpikir memberikan PADes tentu akan berat. Disini pedagang bisa  menggerakkan perkonomian, pengelola sedikit demi sedikit mendapatkan hasil, karena SDM yang bekerja baru kemudian berpikir PADes. 

Wayan, diserahi sebagai bendahara, saya masih baru juga di desa, sebagai pendatang. Untuk PADes memang belum sesuai dengan AD/ART, tetapi kita sudah memberikan yang layak sesuai kemampuan. Dua tahun yang lalu waktu bergabung, saya juga kerja bakti, tapi akhir-akhir ini bisa memberikan penghasilan ke teman-teman. Kita lebih banyak berdiskusi, supaya lebih erat dalam berorganisasi. Tantangannya banyak, bagaimana pintar-pintarnya kita memutar keuangan. Jumlah pengurus 6 orang yang terdiri dari direktur, sekretaris, bendara dan 3 kepala unit. (Min/Er)

FPPD - Forum Pengembangan Pembaharuan Desa : http://www.forumdesa.org
Versi Online : http://www.forumdesa.org/?pilih=news&aksi=lihat&id=187